15 May 2022, 15:38 WIB

Kabar Baik dari Italia! Nilai Kontrak Kerja Sama Rempah Indonesia Tembus US$4,2 juta


mediaindonesia.com |

KABAR baik untuk digelarnya komoditas rempah Indonesia kembali setelah usainya pameran MACFRUT & Spices and Herbs Global Expo pada 4-6 Mei 2022 di Rimini Expo, Italia. Salah satu pelaku usaha milenial binaan Ditjen. Perkebunan, Kementerian Pertanian, mengharumkan nama Indonesia, yaitu PT. Ince Jaya Mandiri berhasil Letter of Intent (LoI) dengan pembeli produk untuk pasar Italia dan Eropa US$4,2 juta atau senilai Rp61 miliar.

Pavilion Indonesia, pada pameran yang difasilitasi KBRI Roma itu, menampilkan beberapa produk pertanian seperti rempah-rempah, hortikultura dan olahan daging. Pameran ini disambut antusias yang tinggi dari para pengunjung pameran yang sebagian besar berasal dari pelaku usaha dan industri makanan minuman serta industri kuliner bahkan restoran dari Italia dan negara Eropa.

"Terbukti sukses, dari 3 hari pameran ini, diperoleh potensi transaksi sebesar lebih dari US$4,2 juta dari produk rempah dan hortikultura Indonesia. Dengan calon pembeli dari berbagai negara, seperti Italia, UEA, Jerman, Uganda, Bulgaria, Albania. Potensi ini meningkat 8 kali dari tahun sebelumnya yang sebesar 550.000 euro," ujar Ali Jamil, Plt. Dirjen Perkebunan.

Ali menambahkan, Untuk produk rempah terikat kontrak kerja sama untuk menyerap rempah Indonesia seperti kayu manis, pala, lada, cengkeh, vanili, dan lain-lain dari perusahaan MT Farm dan CFS International Market SRLS untuk pengembangan kerja sama promosi dan investasi pada bisnis produk rempah .

di baliknya, Italia merupakan salah satu negara tujuan ekspor perkebunan Indonesia yang strategis dan penting di Kawasan Eropa bagian Selatan. Pada tahun 2021 tercatat Neraca Perdagangan Perkebunan Indonesia terhadap Italia surplus senilai US$760,86 juta yang didominasi oleh komoditas kelapa sawit, kopi, rempah-rempah, karet, kakao, atsiri, teh, tembakau dan lain-lain.

"Hadirnya rempah Indonesia di pameran MACFRUT & Spices and Herbs Global Expo sangat potensial menarik pasar rempah di Italia khususnya di industri Kuliner. Karena Italia diketahui merupakan negara di Kawasan Eropa yang membutuhkan rempah-rempah untuk masakan seperti penggunaan bubuk lada di Pizza, Fetuchini, ravioli dan Spagheti Spices & Herbs Global Expo ini merupakan pameran pertama di Eropa yang sepenuhnya menghasilkan untuk dunia rempah-rempah kuliner dan rempah-rempah aromatik, yang diadakan di Rimini Expo Center bersamaan dengan pameran produk Buah, Sayur dan hortikultura lainnya," ujarnya.

Pada kesempatan yang berbeda, Dedi Junaedi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan menjelaskan, Intervensi yang dilakukan pada pameran tersebut berfokus pada aspek kualitatif dan naratif dari rantai pasokan produk perkebunan Indonesia. "Bagaimana menemukan mitra pembeli yang aktif dan melanjutkan untuk penyerapan pasar produk perkebunan Indonesia terutama rempah-rempah."

"Promosi produk perkebunan harus ditingkatkan partisipasinya ke depan. Ditjen Perkebunan, Kementan memprediksi kondisi pandemi covid-19 yang mulai melandai akan berpengaruh terhadap tingkat permintaan dan kebutuhan ekspor produk perkebunan Eropa. Apalagi isu ketahanan pangan di mulai menunjukkan pengaruh sebagai respons geopolitik Ukraina-Rusia, " ujarnya.

Ia menjelaskan, Kementan juga akan mengagendakan One Day with Indonesia Coffee, Fruit and Floriculture (ODICOFF) tahun 2022 yang menyasar pasar-pasar Non Eropa. Ajang ini dapat dijadikan sebagai pasar alternatif untuk tujuan promosi Internasional seperti di Kawasan Afrika, Timur Tengah, Asia, Australia, Selandia Baru, dan Amerika Selatan.

"Kawasan-kawasan ini potensial, kita sasar pasarnya. Kita ubah arah sementara dari pasar Eropa. Kita kuatkan pasar-pasar penyangga di sekitar Eropa terutama Afrika Utara dan Timur Tengah, juga Asia. Gratieks menjadi senjata dan tujuan kinerja perkebunan Indonesia. Kementan melalui Ditjenbun berupaya mendorong lahirnya pelaku-pelaku usaha mandiri perkebunan yang berorientasi ekspor, utamanya pekebun milenial. Ditjenbun hadir di ranah itu untuk melakukan pembinaan, pendampingan dan fasilitasi," ujarnya.

Ada satu kata motivasi untuk rempah Indonesia bahwa “Di Masa Lalu, Rempah Indonesia mengundang Kolonialisme, yang akan semangat Nasionalisme”. Hal ini yang menjadikan semangat untuk 'Kembalikan Kejayaan Rempah Nusantara' yang juga didukung oleh program nasional Spice up the World.

Indonesia Spice Up The World (ISUTW), lanjut Dedi, merupakan program Strategis nasional pemerintah dengan tujuan meningkatkan nilai ekonomi di bidang pariwisata, perdagangan, dan investasi melalui industri gastronomi. Salah satunya melalui upaya perluasan pemasaran produk bumbu atau pangan olahan dan rempah-rempah Indonesia di mancanegara.

Program ISUTW ini sudah dicanangkan sejak bulan 2020. Untuk penyusunan program ini telah melibatkan seluruh pemangku kepentingan dari unsur pentahelix (Akademis, Bisnis, Komunitas, Asosiasi, Pemerintah, dan Media). Dengan membuat pelaksanaan target jangka panjang yang dimulai dari 2021 hingga 2024. (RO/OL-10)

BERITA TERKAIT