12 May 2022, 12:34 WIB

95 Persen dari 3.000 UMKM Dukung Praktik Usaha Ramah Lingkungan


Despian Nurhidayat |

MENTERI Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan berdasarkan hasil riset dari Kemenkop UKM bekerja sama dengan Badan Program Pembangunan PBB (UNDP) pada Oktober 2021, dari 3.000 pelaku UMKM, sebanyak 95% menunjukkan minat dan dukungan terhadap praktik usaha ramah lingkungan.

Dukungan ini meliputi sikap pelaku UMKM dalam menggunakan energi secara efisien, mengurangi sampah dalam proses produksi mereka, serta menerapkan pentingnya praktik ramah lingkungan dalam menguntungkan usahanya untuk jangka panjang.

"Yang menarik, dari hasil riset tersebut menunjukan UMKM yang dimiliki perempuan cenderung lebih mendukung praktik ramah lingkungan dan inklusif dibandingkan dengan yang dimiliki laki-laki," ungkap Teten dalam acara Green Economy Indonesia Summit 2022 secara virtual, Rabu (11/5).

Teten menambahkan, saat ini praktik usaha ramah lingkungan atau ekonomi hijau menjadi salah satu agenda pemulihan transformatif Kemenkop UKM.

Bahkan ke depannya, 70% dari prioritas program Kemenkop UKM akan menyasar langsung pelaku UMKM, dan koperasi anak muda, perempuan, serta fokus untuk mendukung pengembangan ramah lingkungan.

Menurutnya, Indonesia harus belajar dari negara lain. Mereka dengan pesat bergerak menuju pertumbuhan ekonomi hijau dan menetapkan kebijakan pro lingkungan dengan target ambisius.

"Di antaranya ada Uni Eropa yang menetapkan carbon border tax, dengan memonitor besi, baja semen, pupuk, aluminium, dan pembangkit listrik. Juga ada United Kingdom yang menerapkan due diligence atau uji tuntas sebagai syarat masuk sejumlah produk luar negeri," kata Teten.

Baca juga:  BI Dorong Digitalisasi untuk Memulihkan Sektor UMKM

Teten menegaskan, Kemenkop UKM terus berupaya dalam membuat strategi pengembangan UMKM hijau, di antaranya melalui berbagai program, seperti kemitraan usaha Green Value Chains melalui koperasi Al-Ittifaq dengan sertifikasi sayur mayur dan buah-buahan organik, akses pasar melalui e-commerce green product, mengikuti pameran skala internasional tematik ekonomi hijau, inkubasi wirausaha melalui pengembangan wirausaha sosial, dan digitalisasi UMKM.

Dia pun optimistis Indonesia dapat beradaptasi dengan trend ekonomi hijau, di mana hal tersebut dapat dilihat dari dua peluang. Pertama, data dari SMERU tahun 2021 menyebutkan 73% anak muda Indonesia berminat berwirausaha, dan 81% anak muda tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan.

"Sedangkan peluang kedua, momentum forum internasional memberikan peluang pengembangan ekonomi hijau dan UKM ramah lingkungan. Pada Presidensi G-20, kami akan melakukan kolaborasi dengan melakukan inisiatif program bersama dengan stakeholder, dalam pengembangan UMKM hijau, dengan output investor matchmaking, katalog UMKM hijau, showcasing, pameran, webinar serta kajian kebijakan maupun pelatihan pendampingan usaha," tuturnya.

Teten pun mengajak semua pihak, baik pemerintah pusat dan daerah, civitas akademik, BUMN, dan sektor swasta untuk bersama-sama mengembangkan UMKM hijau, inklusif, dan berkelanjutan.

"Dengan berkolaborasi dan kemitraan strategis, saya meyakini pengembangan ekonomi hijau di tanah air dapat tercapai," pungkas Teten.(OL-5)

BERITA TERKAIT