SEBAGAI bagian dari United Nation’s Sustainable Stock Exchange initiative, Bursa Efek Indonesia (BEI) berusaha untuk mengimplementasikan dan mendorong para pemangku kepentingan dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di pasar modal Indonesia.
Sebagai salah satu fokus utama SDGs, kesetaraan gender diharapkan dapat dicapai dengan melaksanakan sensus IDX200 terkait Women in Executive yang dilakukan dari Desember 2021 hingga Maret 2022.
Sehubungan dengan sensus tersebut, BEI, Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE), Katalis, Investing in Women, dan Kedutaan Besar Australia menggelar acara Rising to The Top: Women Leadership in Executive Position dalam Webinar IDX200, Kamis (21/4).
Webinar ini juga merupakan bagian dari acara B20 Presidensi G20 Indonesia dan dalam rangka memperingati Hari Kartini 2022.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI sekaligus G20 Empower Advocate-Indonesia Risa Effennita Rustam mengatakan bahwa IDX200 merupakan sensus keterwakilan perempuan dalam jabatan eksekutif di 200 Perusahaan Tercatat dengan aktivitas kapitalisasi dan transaksi terbesar di BEI.
Melalui acara ini, diharapkan kesadaran untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam posisi kepemimpinan di industri keuangan, khususnya di pasar modal Indonesia, dapat ditingkatkan.
“Sharing dan diskusi hari ini dalam webinar akan bermanfaat bagi kami untuk menciptakan ekosistem yang mampu membongkar hambatan bagi perempuan untuk maju, terutama dalam budaya perusahaan dan lingkungan bisnis yang mendukung pemberdayaan perempuan," ungkap Risa.
Head of Mission, Kedutaan Besar Australia Penny Williams menambahkan bahwa saat ini keterlibatan perempuan dalam posisi kepempinan di perusahaan masih sangat kurang. Maka dari itu, sensus IDX200 merupakan salah satu cara yang tepat untuk membongkar apa saja yang menjadi hambatan dalam kemajuan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan di perusahaan.
Baca juga: Perempuan dan Peran Sertanya dalam Pengambilan Kebijakan di Bea Cukai
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menegaskan bahwa saat ini keterlibatan perempuan dalam tenaga kerja di Indonesia masih rendah. Di mana hanya 53,34% perempuan yang masuk dalam tenaga kerja di Indonesia, sementara laki-laki mencapai 82,27%.
"Selain itu, perempuan juga banyak bekerja di bidang informal, atau sebesar 63,80% dan laki-laki hanya 56,6%. Juga hanya 32,50% perempuan yang bekerja di posisi manajerial dalam perusahaan. Ini menunjukkan masih terdapat gender disparitas dalam tempat kerja," kata Bintang.
Di tempat yang sama, Direktur Eksekutif IBCWE Maya Juwita mengatakan bahwa diskusi ini bertujuan untuk mendorong seluruh perusahaan di industri pasar modal untuk terus meningkatkan praktik-praktik baik untuk mendukung pemberdayaan perempuan dalam bisnis dan mengambil langkah nyata dengan menerapkan kebijakan yang lebih sensitif dan responsif gender, sehingga berkontribusi pada peningkatan peran kepemimpinan perempuan di masa depan.
Dalam acara ini juga diumumkan daftar 8 perusahaan yang dipimpin wanita dan 41 perusahaan dengan Executive Leadership Teams (ELTs) yang memiliki keseimbangan gender pada tahun 2021. Perusahaan yang dipimpin wanita merupakan perusahaan panutan yang mendorong pemberdayaan wanita di Indonesia dengan memberikan kesempatan kepada wanita untuk mengambil langkah strategis peran sebagai CEO.
Perusahaan-perusahaan tersebut adalah PT Vale Indonesia Tbk, PT Bank Ganesha Tbk, PT XL Axiata Tbk, PT MNC Studios International Tbk, PT Prodia Widyahusada Tbk, PT Unilever Indonesia Tbk, PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk, dan PT Hasnur Internasional Shipping Tbk.
Sementara itu, perusahaan ELTs berimbang gender merupakan role model yang mendorong pemberdayaan perempuan di Indonesia dengan jumlah keterwakilan perempuan di ELTs mencapai 30% atau lebih. (A-2)