MENKO Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan penyebab terjadinya kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), seperti Pertalite dan Solar, di sejumlah wilayah.
Meski tidak menjelaskan secara detail, Luhut mengatakan biang kerok kelangkaan BBM akibat masalah pada distribusi. Sejak Pertamina mengumumkan kenaikan harga BBM jenis Pertamax menjadi Rp12.500 per liter, masyarakat berbondong-bondong membeli Pertalite yang harganya lebih murah.
Alhasl, terjadi antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). "Kenapa terjadi kelangkaan? Kelangkaan itu terus terang saja di lapangan itu ada distribusi yang kurang bagus," jelas Luhut dikutip dari siaran YouTube Universitas Indonesia, Selasa (12/4).
Baca juga: Ada Kecurangan Truk Pengguna Solar, Menteri ESDM: Harus Ditindak Tegas
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa masalah kelangkaan itu tengah diselesaikan. Dalam hal ini, pemerintah meminta Pertamina untuk meningkatkan pasokan BBM di level 30 hari kebutuhan nasional.
Saat ini, kondisi stok BBM jenis Solar terjaga di level 20 hari kebutuhan nasional. Lalu, untuk kebutuhan nasional Pertalite sebesar 15 hari dan Pertamax tersedia selama 38 hari.
Baca juga: SPBU Mulai Larang Pembelian Pertalite dengan Jeriken
"Kemarin baru rapat di kantor saya dengan Menteri ESDM (Arifin Tasrif), Pertamina dan BUMN. Saya minta dijaga harinya, dari 15 hari naikin jadi 30 hari, untuk cadangan (BBM) nasional kita," imbuh Luhut.
Untuk menjaga stok BBM aman di level 20 hari, pemerintah membutuhkan anggaran sekitar US$6 miliar. Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyoroti praktik curang modifikasi kapasitas tangki kendaraan, yang memicu terjadinya kelangkaan solar.(OL-11)