Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) meminta pemerintah membuat skema untuk menormalkan ketersediaan dan harga minyak goreng dengan memperhatikan pedagang pasar. Saat ini, kelangkaan minyak goreng masih terjadi di pasar yang berada di bawah naungan Inkoppas.
"Saat ini pemerintah mengadakan operasi pasar dan barang yang dibuat seperti bazar di depan pasar. Jadi seolah-olah pemerintah membuat komunitas baru, sehingga kelihatan musiman dan jika sudah habis stoknya, maka orang- orang menjadi rebutan. Seharusnya diberikan ke pedagang pasar, jadi akan terjadi seperti biasa di mana pembeli datang untuk membeli dan pedagang juga berjualan," ujar Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Inkoppas Andrian Lame Muhar (20/3).
Menurut Andrian, Inkoppas bersedia menjadi penyalur minyak goreng ke pedagang pasar.
"Jika Inkoppas di percaya maka kami akan menyalurkan ke Koppas-Koppas di bawah naungan kami. Inkoppas memiliki 2.689 Koppas dan Koppas yang bukan naungan kami akan di ajak berkonsolidasi, sehingga Koppas ini akan menyalurkan ke anggotanya dan ini lebih kondusif," ucap Andrian.
Menurut Andrian, penetapan harga eceran tertinggi (HET) di tengah kelangkaan pasokan tidak menyelesaikan masalah. Ia berpendapat biarkan harga berada dalam koridor mekanisme pasar.
"Biarkan harga berjalan sesuai mekanisme pasar, yang penting tidak ada kelangkaan di pasar, kalau sudah tidak langka maka pelan-pelan harga diturunkan kembali mengikuti eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah, tapi jangan dua-duanya dipaksakan pemerintah," sambungnya.
Inkoppas saat ini berupaya membuka komunikasi dengan para pihak terkait masalah pangan seperti Kementerian Perdagangan, BUMN, swasta untuk penyaluran distribusi minyak goreng ke pedagang pasar.
"Inkoppas telah berkirim surat ke Kementerian Perdagangan untuk meminta agar Inkoppas menjadi salah satu penyalur minyak goreng murah, karena Inkoppas memiliki jaringan yang masif ke bawah," tuturnya.
Terkait isu kartel, Andrian berpendapat hal itu terjadi karena mekanisme ekonomi. Ketika mekanisme itu berjalan, akan terjadi monopoli suatu produk dan akan terbentuk kartel. Ia mencontohkan kelangkaan minyak goreng akan memunculkan hasrat distributor untuk menahan stok agar jangan masuk ke pasar sehingga harga lebih tinggi lagi.
"Ini hasrat manusia untuk mendapat keuntungan tertinggi, semua bisnis lini apa pun pasti akan terbentuk kartel apabila merasa ada keuntungan untuk menaikkan harga dan itu pasti akan membentuk kartel- kartel baru agar supaya mereka menguasai barang tersebut dan menjual setinggi-tingginya," katanya.
Oleh sebab itu, pemerintah disarankan menjaga pasokan barang. Jika barang sudah tidak langka maka kartel akan hilang dengan sendirinya.
"Seharusnya distribusikan dulu kepada pedang pasar seperti normal, masalah harga nanti, yang penting jangan langka sehingga tidak terjadi atau muncul panic buying," tandasnya. (OL-12)