05 March 2022, 19:01 WIB

Masyarakat Pertanian Organik Indonesia Ingatkan Perlunya Inovasi Pertanian


mediaindonesia.com |

BENCANA dalam berbagai bentuk, telah menjadi bagian kesajarahan umat manusia. Pandemi covid-19 telah memporak porandakan tatanan kehidupan di seluruh dunia termasuk di Indonesia.

Menyebabkan hancurnya perekonomian dunia yang berimplikasi pada kehilangan banyak pekerjaan pada banyak orang.

Pandemi ini telah menimbulkan efek bola salju pada masyarakat yang menyebabkan goyahnya kemandirian pangan.

Sementara itu, penurunan kualitas lahan sawah terutama karena kerusakan fisik dan kimiawi lahan serta penurunan keragaman hayati memunculkan kekhawatiran akan terjadinya ketidakberlanjutan produksi pertanian akibat penerapan revolusi hijau yang menggunakan bahan-bahan kimiawi untuk pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman secara masif.

Wakil ketua umum Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (Maporina),Dr. Alizum Mashar mengatakan hal itu dalam pernyataan tertulis kepada media, Sabtu (5/3).

Baca juga: Pastikan Produksi Padi Aman, Mentan SYL Panen Padi di Aceh  

"Inovasi teknologi budi daya pertanian khususnya padi sawah sebagai upaya peningkatan produktivitas lahan melalui sistem pertanian berkelanjutan telah banyak ditemukan dan diterapkan diperbagai daerah baik oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah," kata Alizum.

Menurut Alizum, bertani dengan sistem organik dan atau pertanian ramah lingkungan merupakan salah satu cara bertani di samping bertujuan untuk dapat menghasilkan produk yang tinggi dan berkualitas.

Selain itu, sistem pertaninan organik mempu menjaga konservasi dan memberdayakan sumber daya alam tanah yang subur, air yang tidak bercampur dengan polutan kimiawi dan keanekaragaman hayati yang tinggi.

"Suatu sistem produksi pertanian yang berazaskan daur ulang secara hayati," tegasnya.

Alizum menjelaskan bahwa hasil dari penelitian, lebih dari 70 % lahan sawah di Indonesia berada berada dalam kondisi yang tidak sehat.

"Kunci utama dalam penyehatan lahan adalah penambahan bahan organik, baik berupa kompos dan ataupun pupuk kandang shg kandungan bhn organik tanah berada pada kisaran antara 3%-5% disertai pengelolaan lahan yang baik," papar Alizum.

Lebih jauh Alizum mengatakan, dengan pertanian sistem organik bisa diharapkan mencapaitiga tujuan yaitu berkelanjutan dibidang ekonomi, bidang ekologi dan sosial dengan cara menerapkan empat prinsip pertanin.

Empat prinsip pertanian meiiputi  prinsip kesehatan, prinsip ekologi, prinsip keadilan dan prinsip kepedulian.

"Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya dalam satu gerak langkah yang terpadu, terarah dan saling menunjang satu sama lain dengan harapan akhirnya Indobesia mampu menjadi produsen pertanian ranah lingkungan dunia," jelasnya.

Perlu diinformasikan bahwa pada besok atau Minggu (6/3) akan dilakukan kegiatan panen padi varietas Trisakti dengan teknologi pupuk microba google yang diyakini produktivitas per hektarenya berada di atas kisaran produksi rata-rata bertani konvensional di Indonesia. (RO/OL-09)
 

BERITA TERKAIT