25 January 2022, 21:20 WIB

Presiden Lepas Ekspor Perdana Smelter Grade Alumina 


Andhika Prasetyo |

PRESIDEN Joko Widodo melepas ekspor perdana smelter grade alumina yang diproduksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). 

Dalam kesempatan tersebut, kepala negara mengapresiasi perusahaan yang telah berani melakukan terobosan dengan cara membangun industri hilir bauksit sehingga barang yang dijual ke luar negeri tidak lagi dalam bentuk mentah. 

"Saya terima kasih kepada perusahaan yang seberani ini membangun dengan investasi dan risiko-risiko yang ada. Kita harapkan semua bahan mentah kita olah sendiri di Tanah Air seperti ini," ujar Jokowi di Bintan, Kepulauan Riau, Selasa (25/1). 

Presiden kembali menekankan pentingnya pembangunan industri hilir terutama di sektor mineral dan tambang. 

Ekspor berupa bahan-bahan mentah, sambungnya, harus segera dihentikan demi menciptakan nilai tambah yang besar bagi negara dan masyarakat. 

"Ini kalau dijual dalam bentuk jadi, harganya naik 15 kali lipat dari bahan mentah," tutur mantan gubernur DKI Jakarta itu. 

Baca juga : Presiden: Ekspor Bahan Mentah Akan Disetop, dengan Resiko Apapun

Jokowi juga menceritakan, sebelum ke Bintan, ia kunjungan ke Kabupaten Muara Enim di Sumatra Selatan dalam rangka peletakan batu pertama proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME). Ia mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk melakukan hilirisasi industri tersebut. 

“Tadi kembali ke DME, dimetil eter, kita punya bahan baku banyak sekali, gede sekali, kita malah impor elpiji Rp80 triliun setiap tahun. Terlalu nyaman kita ini, terlalu enak kita ini,” tambahnya. 

Hilirisasi industri, tambah Presiden, juga akan memberikan banyak keuntungan bagi negara seperti pajak baik pribadi maupun perusahaan hingga pembukaan lapangan kerja bagi masyarakat. 

“Yang paling penting membuka lapangan kerja yang sebanyak-banyaknya, bisa 7 ribu, kemarin di Konawe 27 ribu, di Morowali 45 ribu, ini yang dibutuhkan rakyat,” imbuhnya. 

Presiden pun kembali menegaskan bahwa pemerintah akan tetap menghentikan ekspor minerba dalam bentuk bahan mentah meskipun kebijakan tersebut mendapatkan protes dari berbagai negara melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). 

"Dengan risiko apapun satu persatu akan saya stop. Nikel ore stop ini kita digugat oleh WTO, silakan gugat. Nanti stop bauksit, stop, mesti ada yang gugat lagi silakan gugat enggak apa-apa kita hadapi," tandasnya. (OL-7)

BERITA TERKAIT