KOMISARIS Krakatau Steel Infrastruktur(KSI) membantah pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang memprediksi PT Krakatau Steel (KSl) akan bangkrut pada akhir tahun. Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI Kamis (2/12), Erick memprediksi PT Krakatau Steel akan bangkrut jika tak menjual PT Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) yang merupakan subholding PT KS.
"Sebagai komisaris subholding KSI, saya meminta menteri BUMN untuk bertaruh Rp1 miliar. Jika KS Bangkrut bulan ini, saya akan bayar Pak Menteri. Uang itu akan saya sumbangkan ke kaum dhuafa," ujarnya lewat pernyataan resmi, Rabu (6/12).
Roy mengakui KS tengah dalam kondisi sulit, namun manajemen telah berbuat yang terbaik dan sekarang kondisinya sudah mulai membaik. Sebagai aset strategis, lanjutnya, seharusnya KS diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai hanya karena ada motif tertentu, KS menjadi korban dari kepentingan tertentu.
"Saya pernah menjadi komisaris di KS dan sekarang di subholding KSI. Saya percaya dan yakin, KS tidak seburuk yang disampaikan oleh menteri BUMN," tandasnya.
Roy menambahkan, untuk menyelesaikan kewajiban KS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40%. Akan tetapi, kata Roy, belakangan ini muncul permintaan agar penjualan KSI hingga sampai 70% saham. "Jika mayoritas saham KSI dilepas, justru akan merugikan KS. Lagi pula penyelamatan KS tidak harus melepas kepemilikan mayoritas di KSI. Kepentingan negara harus menjadi prioritas," ujarnya.
Roy menegaskan, sesungguhnya dia tidak suka bertaruh. Tapi terpaksa dia lakukan untuk meyakinkan rakyat bahwa transaksi ini tidak beres. Menurut Roy, dia tidak menolak divestasi KSI. Tapi jika divestasi harus dilakukan hingga 70%, hal itu pasti akan merugikan KS dan negara.
Sebelumnya di depan Komisi VI DPR menteri BUMN mengatakan, untuk penyelamatan Krakatau Steel ada tiga langkah. Problemnya langkah ketiga ini macet. Ada dua restrukturisasi yang harus dijalankan Krakatau Steel, satu negosiasi ulang dengan POSCO ini juga tidak mudah. "Tapi memang salah satunya yang sekarang ini krusial, kalau ketiga gagal, kedua gagal, dan pertama gagal maka Desember ini (Krakatau Steel) bisa default," katanya.
Right issue untuk Krakatau Steel, menurut dia, merupakan bagian dari restrukturisasi BUMN baja yang sudah disepakati. (RO/Ant/OL-8)