22 May 2020, 06:30 WIB

Asuransi Jiwa masih Punya Peluang


Raja Suhud |

PELAKU industri asuransi jiwa mendapatkan tantangan yang kian berat akibat pandemi covid-19. Tren penurunan industri yang terlihat di akhir tahun berlanjut di tahun ini.

Pengelola perusahaan asuran­si jiwa harus bekerja piawai dan keras untuk bertahan di tengah kondisi seperti sekarang ini.

Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)  menunjukkan pertumbuhan industri asuransi jiwa pada Maret  2020 minus 13,8%. Angka itu bahkan lebih rendah daripada data Desember 2019 yakni minus 0,38%.

Pengamat asuransi, Maryoso Sumaryono mengatakan, pandemi covid-19 ini benar-benar telah menjadi krisis multidimensi yang menghantam berbagai sektor, termasuk industri asuransi jiwa.

Ia memprediksi pertumbuhan premi industri asuransi jiwa hingga akhir tahun  akan negatif sekitar 10%-20%.

Sekalipun demikian, ia yakin asuransi jiwa merupakan pilihan utama masyarakat karena menjadi kebutuhan orang saat ini.

Hal senada dikemukakan pengamat asuransi Azuarini Diah. Staf pengajar Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi Trisakti itu  melihat masih ada celah bagi industri asuransi jiwa untuk meraih pendapatan premi di tahun 2020.

Berdasarkan data yang ada, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mencatat pendapatan premi 2019 sebesar Rp24,96 triliun, turun 1,81% jika dibandingkan dengan 2018 yakni Rp25,42 triliun.

Hal serupa juga dialami PT Sinarmas MSIG Life yang mencatat pendapatan premi 2019 sebesar Rp3,57 triliun, turun 19,77% jika dibandingkan dengan 2018 yakni Rp4,45 triliun.

Di sisi lain, Manulife Indonesia membukukan pendapatan bersih sebesar Rp12,7 triliun atau naik 11,4% dari tahun 2018. Adapun, pendapatan bersih investasi 2019 tercatat sebesar Rp3,1 triliun atau lebih tinggi daripada 2018 yang sebesar Rp1 triliun.

Presiden Direktur dan CEO Manulife Indonesia Ryan Charland mengatakan keberhasilan Manulife menghasilkan imbal hasil investasi yang sehat menunjukkan keunggulan dari keragaman bisnis perusahaan.

Posisi keuangan yang solid menunjukkan kekuatan kunci atas distribusi perseroan yang beragam, dukungan tim agensi yang berkualitas tinggi, kemitraan distribusi yang mapan, serta bisnis dana pensiun dan manajemen aset yang kuat.  

Ryan Charland mengungkapkan, pada tahun  lalu Manulife menerapkan program baru dengan menjadikan Kaizen sebagai program untuk mengubah budaya dan cara bekerja mereka.

Kinerja yang kuat juga ditunjukkan Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI). Presdir MAMI, Legowo Kusumonegoro mengatakan, dana kelolaan MAMI meningkat 10 % menjadi Rp74,8 triliun dengan 90.900 investor baru.

Layani nasabah

Hingga 8 Mei 2020, Manulife telah membayarkan klaim khusus covid-19 sebesar Rp4,6 miliar. Adapun, pembayaran klaim asuransi, nilai tunai penyerahan polis, anuitas, dan manfaat yang dibayarkan Manulife pada 2019 sebesar Rp5,8 triliun. Jumlah tersebut sama dengan Rp16 miliar per hari atau Rp664 juta per jam.

Adapun PT Astra Aviva Life (Astra Life) telah membayar klaim lebih dari Rp1,5 miliar kepada nasabah yang terindikasi covid-19 hingga 23 April 2020. PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia juga telah membayarkan klaim nasabah yang terindikasi covid-19 hingga Rp1,8 miliar. (Ant/E-3)

 

BERITA TERKAIT