27 March 2023, 06:05 WIB

Menjadi Orang Arif


Iam/H-1 |

TERDAPAT dua pengetahuan yang sering dikonsumsi, yakni pengetahuan olahan batin yang disebut dengan kearifan dan pengetahuan yang diperoleh melalui nalar kemudian disebut dengan ilmu.

Ilmu dan kemakrifan itu berbeda. Ilmu ialah dilakukan dengan menggunakan olah nalar, sedangkan ma'rifah biasanya melakukan kontemplasi, pendalaman, atau penghayatan maka lahirlah yang disebut dengan maarif.

"Idealnya seseorang itu mengadopsi dua kekuatan ini kalau orang hanya didikte kekuatan ilmu tanpa kearifan atau sebaliknya hanya kearifan ditonjolkan tanpa ada unsur-unsur keilmuannya di situ juga masih pincang," kata Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar.

Kedua kekuatan tadi mengingatkan kepada setiap manusia untuk menjadi orang yang arif sekaligus pintar dan menjadi orang pintar sekaligus menjadi orang arif.

Orang arif dan orang pintar itu berbeda. Biasanya kalau orang hanya pintar suka menyalahkan orang selain dirinya sendiri. Namun, kalau orang yang arif biasanya lebih memahami dan mengerti keadaan.

"Orang arif itu tidak pernah menyalahkan orang lain begitu gampang. Tetapi dia berusaha untuk mencari keterangan-keterangan dalam batin dirinya. Jadi orang Arif itu tidak pernah mencari kambing hitam atau kambing putih, tapi diam-diam menyelesaikan persoalan tanpa menimbulkan persoalan baru tanpa menepuk dada. Jadi, kalau ada orang kerjanya menyalakan orang melulu itu sesungguhnya pertanda orang itu masih harus belajar," ujarnya.

Orang arif lebih mudah mengintrospeksi dirinya dan melihat lebih terang serta diam-diam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.

"Orang arif sudah hampir selesai belajar, kita tidak ingin orang pintar, tapi kurang ajar. Jadi, jika ingin tidak seperti itu mari kita pintar, tapi persis lain juga orang arif yang pintar dan orang pintar yang harus itu yang ditunggu masyarakat kita," jelasnya.

Orang pintar banyak, tapi orang arif sedikit. "Mari kita menjalani kehidupan ini, untuk menjadi orang arif, tapi juga pintar. Tanpa kearifan itu nanti akan jadi membawa egois."

Menjadi orang Arif dan sekaligus pintar akan menjadi orang yang tawadu dan itu kita perlukan dalam kehidupan berbangsa.

BERITA TERKAIT