SAAT berada di bulan suci Ramadan dan melaksanakan ibadah puasa, banyak yang sering bertanya-tanya apa tujuan dari puasa ini, apa hikmah yang perlu kita tarik dari pelaksanaan ibadah puasa ini. Yang jelas puasa dikenal umat manusia jauh sebelum kehadiran Nabi Muhammad SAW yang datang atas perintah Allah mengajarkan puasa.
Cendekiawan Quraish Shihab menjelaskan merujuk ke asal kata puasa atau shaum artinya menahan diri, ada lagi yang disebut oleh Al-Qur’an, yakni shaum menahan diri tidak berbicara.
"Kita dalam konteks puasa ini ingin menahan diri bukan saja tidak makan tidak minum dan tidak melakukan hubungan intim, tetapi juga menahan diri dari dorongan-dorongan nafsu yang tidak sesuai dengan tuntunan agama," ujarnya.
Puasa mengajarkan kita untuk bersabar menghadapi gangguan karena itu Nabi Muhammad bersabda kalau kamu sedang berpuasa jangan berteriak-teriak jangan memaki-maki, kalau ada yang memakimu, katakanlah padanya aku sedang berpuasa sehingga tidak akan melayani makian-makian mu. "Katakanlah padanya kalau engkau berucap 10 untuk memakiku, engkau tidak akan mendengar walau sekali makian daripadaku," ujarnya.
Jadi, sekali lagi, hikmah puasa dan tujuan puasa itu menahan diri, tujuan puasa itu bersabar untuk mencapai yang terbaik atau yang lebih baik, mengendalikan nafsu sehingga manusia tidak terbawa oleh nafsu amarah yang sering kali mengantar melakukan hal-hal yang tidak baik. Bukan sekadar menahan diri dari tidak makan tidak minum dan tidak berhubungan intim.
"Itulah puasa dan itulah yang dijanjikan Allah yang akan menyempurnakan ganjaran dari orang-orang yang berpuasa itu tanpa melakukan perhitungan terhadapnya. Semoga kita mampu berpuasa sesuai tuntunan agama," pungkasnya. (Iam/H-1)