30 April 2022, 04:05 WIB

Moderasi dalam Agama


Quraish Shihab |

ADA istilah wasathiyyah. Dia dari kata wasath, yang berarti tengah, adil. Itu sebabnya wasit dinamai wasit karena dia dituntut untuk adil. Dia berada di posisi tengah. Tidak memihak baik ke kiri maupun ke kanan. Dia tidak memihak kecuali pada yang benar dan berhak.

Islam ialah ajaran wasathiyyah, ajaran moderasi. 'Demikianlah kami jadikan engkau, kamu wahai kaum muslimin, umat wasath, pertengahan'.

Untuk mengetahui pertengahan, diperlukan pengetahuan. Anda tidak tahu siapa yang berada di tengah, kecuali kalau Anda tahu berapa orang yang berada di sebelah kiri dan kanan. Kalau lima, tengah berada di ketiga. Kalau sepuluh, berbeda lagi.

Kemudian diperlukan kehati-hatian karena kita terkadang tergoda oleh emosi sehingga melebih-lebihkan. Atau tergoda oleh emosi sehingga mengurang-ngurangi.

Islam ialah ajaran moderasi. Moderasi dalam kepercayaannya tidak percaya adanya politisme Tuhan banyak. Tidak juga mengatakan Tuhan tidak wujud. Pertengahan. Ada Tuhan Yang Mahakuasa tapi Maha Esa. Syariatnya pun demikian, moderasi. Dia tidak menuntut terlalu banyak dari Anda. Sedikit.

Salat hanya lima kali sehari. Puasa hanya 30 hari dalam sebulan. Itu maksimal, bisa jadi 29. Itu pun kalau Anda tidak mampu, Anda bisa menangguhkan sampai Anda mampu.

Akhlaknya pun demikian. Dia semuanya ialah moderasi. Tidak memberatkan. Sesuai dengan fitrah dan tidak banyak yang dituntutnya. Penerapannya harus melihat situasi.

Moderasi yang diajarkan Islam bukan pakaian jadi yang harus Anda pakai. Dia hanya menetapkan model. Dia hanya menyiapkan bahan. Namun, ukurannya harus disesuaikan dengan ukuran pemakainya. Bisa jadi ukuran kita di Indonesia berbeda dengan ukuran orang lain yang berada di negara lain. Itulah sedikit dari makna moderasi yang merupakan ciri utama dari ajaran Islam. (Dis/H-3)

BERITA TERKAIT